Mexico City, Kota Diatas Lima Danau

Mexico City, Kota Diatas Lima Danau

Mexico City, Kota Diatas Lima Danau

LigaIdolaLounge – Mungkin banyak orang yang tidak mengetahui bahwa Mexico City, Kota Diatas Lima Danau.

Yang lebih mengejutkan lagi adalah bahwa danau tersebut bukan satu, melainkan lima danau. Kalau memang demikian, ungkin kita akan bertanya, apakah hal itu akan berdampak di kemudian hari ?

Pendirian kota Mexico City tidak lepas dari mitos dan legenda. Diceritakan bahwa orang-orang Aztek harus meninggalkan tempat mereka tinggal yang bernama Aztlan (di utara negara Meksiko).

Mereka harus mencari tempat baru dan memulai kehidupan yang baru pula. Mengapa? Pada suatu malam raja Aztek bermimpi. Di dalam mimpi itu ia diberi petunjuk Dewa Huitzilopochtli untuk mencari tempat baru, karena di sanalah orang-orang Aztek akan menemukan kebesaran.

Maka, dengan petunjuk Dewa Huitzilopochtli, pergilah mereka meninggalkan Aztlan.

Mereka harus berjalan terus ke arah selatan dan tak boleh berhenti, sampai melihat sebuah tanda: burung elang hinggap di atas sebuah pohon kaktus yang hidup di tengah sebuah danau.

Cerita ini tercatat di sebuah dokumen yang diberi nama Tira de la Peregrinacion ‘Perjalanan Tapak Tilas’ atau disebut juga Boturini Codices (karena yang menemukannya adalah Lorenzo Boturini) yang berisi dua 22 piktograma mengenai perjalanan orang-orang Aztek tersebut dalam pencaharian kehidupan baru.

Kita Mulai sejarah panjang dari Mexico City, Kota Diatas Lima Danau.

Mereka melakukan perjalanan sepanjang 210 tahun.

Sepanjang perjalanan itu mereka beristirahat dari satu tempat ke tempat lain, menguburkan orang-orang yang mati, memperbaharui kekuatan, mengumpulkan makanan untuk melanjutkan perjalanan, dan meninggalkan orang sakit dan orang tua yang tidak bisa menemani mereka melanjutkan perjalanan.

Sampai pada suatu hari tibalah mereka di sebuah danau besar (sekarang dikenal dengan nama Danau Texcoco) yang di tengahnya terdapat sebuah pulau. Di sanalah mereka mendirikan kerajaan dan memulai kehidupan baru. Tempat ini diberi nama Mexico-Tenochtitlan. Di mana tempat itu? Tempat itu tepat di alun-alun kota Mexico City (tepatnya yang sekarang kita kenal dengan nama Museum Templo Mayor).

Kebanyakan orang mengira bahwa kota Mexico City dibangun di atas Danau Texcoco. Memang Danau Texcoco adalah sebuah danau (boleh dikatakan) raksasa. Namun, sebenarnya ada lima danau di sana. Danau Zumpango dan Danau Xaltocan di sebelah utara, Danau Xochimilco dan Danau Chalco di sebelah selatan, dan Danau Texcoco di bagian tengah (di mana pusat kerajaan didirikan).

Danau Textoco

Di tempat yang baru ini, orang-orang Aztek mempelajari adat istiadat dan cara hidup penduduk di sekitar danau. Sebagai catatan tambahan ternyata air Danau Zumpango, Danau Xaltocan dan Danau Texcoco mengandung garam, yang kemudian mereka ambil, konsumsi dan diperjualbelikan. Namun, selain itu mereka mencoba untuk menguasai wilayah di sana. Mereka berperang dan menang, sehingga lahirlah Imperium Aztek.

Setelah Imperium Aztek jatuh ke tangan Hernan Cortes, kota Mexico-Tenochtitlan dihancurkan dan dibangun sebuah kota baru di atas reruntuhan kota tersebut. Hernan Cortes memutuskan untuk menutupi air sepenuhnya dan membuat apa yang sekarang kita kenal dengan kota Mexico City.

Tepat di atas kuil suci orang-orang Aztek dibangunlah Katedral. Ini merupakan simbol superioritas bangsa Spanyol terhadap bangsa Aztek. Selain itu, pembangunan gereja itu di atas reruntuhan kuil suci Aztek dimaksudkan agar orang-orang Aztek lebih mudah untuk menganut agama baru (katolik), karena imaginasi mereka adalah masih menyembah di kuil suci mereka.

Baca Juga : Derita Barcelona Di Anfield

Pertanyaan sekarang adalah apakah pendirian kota di atas air tidak berdampak di kemudian hari? Banjir, misalnya. Masalah air di Mexico City sebenarnya sudah menjadi masalah sejak masa Imperium Aztek. Hujan yang deras sering mengakibatkan banjir yang merusak lahan pertanian, terutama ketika air asin Danau Texcoco bercampur dengan air tawar dari danau lain. Hujan sering menimbulkan masalah.

Imperium Aztek

Itu sebabnya, tak heran pada masa Imperium Aztek, dipersembahkan korban manusia kepada dewa hujan Tlaloc, dengan harapan bahwa dewa tersebut melindungi mereka dari banjir (air). Pada saat yang bersamaan mereka juga mengembangkan kemampuan mereka untuk membuat sistem pengairan yang cukup canggih untuk masa mereka.

Namun, ketika Hernan Cortes berkuasa, ia segera membuat perubahan besar. Dengan kekayaan yang dimiliki Meksiko, ia membangun sebuah kota dengan model eropa.

Inilah awal mula sejarah Mexico City, Kota Diatas Lima Danau.

Barbara Mundy pernah membuat kritik terhadap pembangunan Mexico City sebagai berikut: Orang-orang Aztek telah dengan begitu hebatnya mengelola air yang mengelilingi dan menopang mereka, sementara orang-orang Spanyol tidak memperhatikan koeksistensi air yang telah ada selama beberapa generasi. Mereka bahkan memulai sebuah perang baru melawan air, dan perang ini sudah berlangsung lebih dari empat ratus tahun.

Masa Awal Mula

Orang-orang Spanyol dan keturunannya telah mencoba menyingkirkan semua air dengan mengeringkan danau. Mereka berpikir bahwa danau itu seperti bak mandi dengan tutup sumbat dan membuat terowongan untuk menyalurkan air. Namun, mereka hanya mengubah arah sungai, segala sesuatu dalam upaya mereka mengeringkan lembah.

Mereka membuka lahan untuk memperluas kota dengan peternakan, kebun, dan rumah bagi penduduk yang terus bertambah. Mereka membuat rencana tata kota untuk mengurangi banjir, termasuk membuat bendungan dan kanal untuk mengalirkan air. Air telah dikeringkan sedemikian rupa dan membentuk sebuah lembah (pada abad ke-20).

Namun, sebenarnya persoalan kota Mexico City bukanlah melulu pada air dan banjir. Ada hal lain yang juga penting, bahkan sangat penting, bagi kelanjutan kehidupan penduduk di kota itu pada masa yang akan datang, yaitu gempa bumi. Alejandro Giuliano pernah berkomentar tentang hal ini, setelah terjadi gempa tanggal 19 September 2017.

Dia mengatakan bahwa kota Mexico City dibangun di atas danau tua Tenochtitlan dan daerah itu mengandung sejenis tanah liat yang tersendiri, yang ketika terjadi gempa akan menghasilkan gerakan yang lebih intens. Paduan antara jenis tanah seperti ini dan konstruksi bangunan yang rentan akan menambah kerusakan ketika terjadi gempa.

Dalam kesempatan lain, Victor Cruz, seorang profesor geofisika, pernah menjelaskan masalah kota Mexico City mengenai dampak akibat gempa. Saat ini sebagian kota Mexico City berada di lapisan pasir dan lumpur, sudah masuk sedalam 91 meter di bawah permukaan danau. Lapisan tanah yang mengandung pasir dan lumpur yang berair ini membuat Mexico City rentan terhadap gempa dan masalah lainnya.

Lapisan tanah seperti ini, jika terjadi gempa bumi, efeknya hampir sama dengan tsunami, di tengah laut terlihat lemah, tetapi sangat dahsyat ketika tiba di pantai. Hal ini terlihat pada percobaan-percobaan yang telah dilakukan. Ditambah lagi wilayah Mexico berada di wilayah yang rawan gempa.

Gempa Mexico City 1985

Mexico City, Kota Diatas Lima Danau
Mexico City, Kota Diatas Lima Danau

Seperti yang kita ketahui, pada tanggal 19 September 1985 Mexico City dilanda gempa bumi yang cukup dahsyat yang menewaskan lebih dari 10.000 orang, padahal pusat gempa berasal lebih dari 322 kilometer Mexico City, di dekat pantai Lautan Pasifik Meksiko. 

Pada tanggal 19 September 2017 terjadi lagi gempa. Meskipun tidak besar, telah mampu menghancurkan banyak gedung dan rumah. Pemandangan yang kita lihat di kecamatan Condesa, semua daerah yang cukup elit, cukup membuat hati pilu. Bangunan besar hancur bak habis terjadi perang.

Berdasarkan informasi yang diterima, gempa tersebut telah mengguncang Kota Meksiko lebih keras daripada wilayah lain yang jaraknya sama dengan pusat gempa.

Gempa bumi yang terjadi pada tahun 1985 telah mendorong pemerintah Meksiko membuat UU konstruksi bangunan ditingkatkan, yang diyakini telah meminimalkan kerusakan akibat gempa tahun 2017. Namun, gempa bumi akan selalu merupakan ancaman besar bagi Mexico City karena implikasi geologis dari bekas sedimen danau yang berada di bawahnya.

Agen Bola Mexico City, 8 Mei 2019

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *