Kripto Ngegas Lagi Tambah Token Atau Cuankan?

Kripto Ngegas Lagi Tambah Token Atau Cuankan?

Kripto Ngegas Lagi Tambah Token Atau Cuankan?

Ligaidola. Kripto Ngegas Lagi Tambah Token Atau Cuankan?

Harga mata uang kripto cryptocurrency kembali cerah bergairah pada perdagangan Jumat (4/2/2022) waktu Indonesia, setelah pada perdagangan kemarin sempat terkoreksi akibat investor merespons negatif dari kinerja keuangan Meta Platforms yang mengecewakan.

Sedangkan sisanya terpantau menguat. Bitcoin menguat 1,18% ke level harga US$ 37.324,75/koin atau setara dengan Rp 536.543.281/koin (asumsi kurs Rp 14.375/US$), Ethereum naik 0,27% ke level US$ 2.688,72/koin atau Rp 38.650.350/koin.

Berikut pergerakan 10 kripto besar berdasarkan kapitalisasi pasarnya pada hari ini.

Bitcoin dan kripto lainnya kembali bergerak di zona hijau setelah sempat terkoreksi pada Kamis kemarin karena investor cenderung merespons negatif dari rilis kinerja keuangan kuartalan perusahaan penyedia media sosial Instagram dan Facebook yakni Meta Platforms yang hasilnya mengecewakan.

Di Amerika Serikat (AS), bursa sahamnya kembali terkoreksi cukup dalam karena investor merespons negatif dari kinerja keuangan kuartalan Meta Platform yang mengecewakan.

Investor yang sebelumnya sempat optimis bahwa emiten teknologi besar berhasil membukukan kinerja keuangan yang kuat pun memudar setelah perusahaan penyedia media sosial Facebook dan Instagram yakni Meta Platforms melaporkan kinerja kuartalan yang mengecewakan.

“Facebook merupakan [saham] pembangun kepercayaan,” kata JJ Kinahan, kepala strategi pasar di TD Ameritrade, dilansir CNBC Internasional.

Saham Meta Platforms anjlok 26,4%, setelah perusahaan melaporkan laba kuartalan di bawah ekspektasi. Perusahaan juga mengeluarkan proyeksi pendapatan yang lebih lemah dari perkiraan untuk kuartal saat ini.

Meski mulai menghijau kembali, tetapi beberapa analis tetap berhati-hati pada aset spekulatif, termasuk cryptocurrency, karena mereka menilai bahwa risiko makroekonomi masih terus berlanjut.

Pasar kripto juga masih cenderung berfluktuasi, mencerminkan ketidakpastian di antara investor. Banyak di antara mereka biasanya beralih ke aset yang kurang stabil selama fase awal siklus pengetatan kenaikan suku bunga bank sentral beberapa negara maju, utamanya Amerika Serikat (AS).

Ancaman kenaikan inflasi dapat memaksa bank sentral untuk menguras likuiditas dari pasar keuangan, yang telah mendukung kenaikan saham dan kripto selama setahun terakhir.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *