Usaha Lesehannya Tutup Setelah 10 Tahun

Usaha Lesehannya Tutup Setelah 10 Tahun

Usaha Lesehannya Tutup Setelah 10 Tahun

Usaha Lesehannya Tutup Setelah 10 Tahun – Usaha warung lesehan di Tegal yang viral itu akhirnya tutup.

Padahal mereka sudah berjualan selama 10 tahun.

Pemiliknya mengaku kesal karena pembeli tak tahu terima kasih.

Pada curhatannya, Ia membeberkan semua kejadian sebenarnya dari cerita yang sudah viral itu.

Sudah Sempat Viral 2-3 Tahun yang Lalu

Pemilik warung lesehan di Tegal mencurahkan perasaannya usai usahanya menjadi viral. BANDAR BOLA

Selama 10 tahun berjualan, Anny, pemilik warung lesehan sudah mengalami dua kali viral namun kali ini akibatnya yang parah.

Anny mengaku kesal pada pembeli yang memviralkan warungnya karena sudah memotong separuh harga.

warung lesehan di Tegal mendadak viral karena harganya dianggap tidak wajar dan terlalu mahal untuk sebuah warung kaki lima.

Sebelumnya, seorang pembeli mengeluh di media sosial karena harus membayar harga Rp 700.000 setelah membeli makanan untuk porsi dua orang.

Tak pelak, harga fantastis ini membuat warung di Tegal itu jadi cibiran netizen. Warung di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, itu bukanlah restoran.

Warung yang bernama Lamongan Indah Lesehan Bu Anny adalah warung lesehan biasa yang berlokasi di pinggir Jalan HOS Cokroaminoto, Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal.

BACA JUGA ! 2 Pemain Yang Jadi Target Tottenham Hotspur

Berjarak sekitar 100 meter ke arah timur dari Perempatan PLN, Jalan Ahmad Yani, Kecamatan Slawi.

Akibat viralnya postingan tersebut di Facebook, warung yang bersebelahan dengan Kantor Kecamatan Slawi itu kini sangat sepi.

Setelah viral karena dianggap kemahalan, pemilik warung lesehan Bu Anny akhirnya buka suara.

“Padahal sudah kami potong setengah harganya, malah tidak tahu terima kasih. Semisal pembeli itu membayar totol Rp 700.000 baru saya ikhlas dikeluhkan di sosial media.”

Tutup Setelah 10 Tahun

“Masalahnya, dia sudah dipotong harganya tapi malah seperti itu,” kata Anny kian kesal.

Saking sepinya, warung yang mulai buka sehabis magrib itu baru melayani satu pemberli hingga pukul 20.22, Rabu (22/5/2019).

Dia mengaku hanya bisa berpasrah diri menerima berbagai hujatan karena dianggap ‘menembak harga’ di momen-momen tertentu, seperti musim mudik Lebaran saat ini.

“Ya, saya mah pasrah. Saya sudah 10 tahun jualan di sini. Pada 2-3 tahun lalu sempat viral kayak gini juga, tapi saya tetap menjaga harga tersebut karena ada rupa ada harga,” cetus Anny didampingi suaminya, Sopikhin kepada Tribunjateng.com. SLOT

Dia membenarkan bahwa masakan dan dagangan yang dijualnya tidak murah, terlebih masakan seafood

Anny mengklaim bahan-bahan yang dibelinya tidak sembarangan alias berkualitas super.

“Ada rupa, ada harga. Kami dapat kepiting dari pasar saja harganya bisa Rp 175.000 hingga Rp 225.000 per kilogram,”

“Kami pakai jenis kepiting telur dan udang windu yang terkenal besar-besar. Semua fresh, barang-barang dari laut,” ucap Anny.

Kemudian Anny juga biasa membeli jenis udang windu besar di pasaran seharga Rp 150.000 per kilogram.

Dia memperoleh barang-barnag itu di Pasar Cinde, Kecamatan Tegal Barat, Kota Tegal.

“Kalau dari pasarnya saja mahal, ya jelas kami juga akan jual mahal. Ini aneh saja, saya sudah bertahun-tahun jual di sini. Tapi malah baru viral bahkan dihujat baru-baru ini,” Anny menyayangkan.

Usaha Lesehannya Tutup Setelah 10 Tahun

Disinggung postingan viral yang diunggah pada Selasa (28/5/2019), dia sangat menyayangkan sikap pembeli.

Dia bercerita, pembeli tersebut membeli beraneka ragam seafood seperti udang, cumi, dan kepiting untuk porsi dua orang.

BACA JUGA ! Firmino Akan Lebih Bugar di Final bila Tak Tampil Melawan Barcelona

Saat itu, suami Anny menghidangkan masakan udang winsu, kepiting telur, dan cumi yang dilihatnya besar-besar untuk porsi dua orang.

Usai menyantap dan hendak beranjak, Anny menghitung total harga yang harus dibayar pembeli yakni sebesar Rp 700.000.

“Kepiting yang kami hidangkan itu beratnya sampai 2 kilogram sehingga harganya menyesuaikan bobot barang. Namun, pembeli tak punya uang sebanyak itu. Akhirnya kami potong untuk membayar Rp 300.000 saja,” cerita Anny.

Singkat cerita, pengalaman pembeli tersebut lalu diposting ke Facebook hingga akhirnya viral di sosial media.

“Padahal sudah kami potong setengah harganya, malah tidak tahu terima kasih. Semisal pembeli itu membayar total Rp 700.000, baru saya ikhlas dikeluhkan di sosial media.”

“Masalahnya, dia sudah dipotong harganya tapi malah seperti itu,” sebut Anny kian kesal. Dari viralnya warung ini, dia mengaku sempat didatangi dan dimintai keterangan oleh dinas terkait.

Dari viralnya warung ini, dia mengaku sempat didatangi dan dimintai keterangan oleh dinas terkait.

Kata Anny, dinas terkait telah datang atas instruksi Bupati Tegal yang ingin mengetahui mengetahui ihwal viralnya kejadian ini.

“Satpol PP tadi siang datang. Namun, kami tetap tegaskan ‘ada rupa, ada harga’.”

“Dari dahulu, kami memang menjual dengan harga segini. Kami tidak main tembak harga seperti yang disangkakan orang lain,” tegasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *